Misteri Kisah Narapidana Yang Telah Dipancung Tetapi Bisa Berkeluarga Dan Hidup Selama 20 Tahun
Misterikisah.com ~ Zaman Dinasti Qing, seorang lelaki yang berasal dari Guizhou
mendapatkan hukuman mati karena melakukan tindakan kriminal. Hukumannya adalah
hukuman pancung. Lelaki ini memiliki teman yang mana pekerjaannya adalah
algojo.
Malam hari sebelum eksekusi, dia memohon kepada kawannya
yang algojo itu.
“Kamu adalah sahabatku yang terdekat. Kamu kan sahabatku.
Kamu harus bisa menolongku,” pinta lelaki itu.
Kawannya yang algojo itu kebingungan menjawabnya, “Kalau
kamu dihukum mati, maka bagaimana aku bisa menolongmu kawan? Apalagi besok
adalah hari eksekusi. Bagaimana caranya? Begini saja, akan kubantu kamu di
tempat eksekusi.”
Algojo itu rupanya berbohong demi menyenangkan hati
sahabatnya.
Lelaki tersebut lalu bertanya “Bagaimana caramu
menolongku di tempat eksekusi? Bukankah kau sudah akan memancung kepalaku?”
Algojo itu berbohong lagi pada sahabatnya, “Jadi begini. Ketika
aku hendak mengayunkan pedang. Aku akan berteriak “pergi”. Ketika itulah, kamu
harus lari dengan sangat cepat dan Jangan menoleh kebelakang.”
Bagi si algojo, tidak ada cara lain kecuali berbohong
kepada sahabatnya. Ketika pedang sudah terayun, kepala pasti putus. Jadi bagaimana
akan kabur? Tapi demi menghibur sahabatnya, ia terpaksa berbohong.
Lelaki yang akan dihukum pancung tersebut hanya mendengar
dan mempercayai saja apa yang diomongkan oleh kawannya. Tepat pada hari dia
dihukum, kata-kata si algojo itu masih saja dia ingat. Dia jadi yakin dan
percaya diri. Kawannya yang algojo itu malah yang merasa sedih.
Ketika dia akan dipancung, pelan-pelan pedang algojo menyenggol kepala sahabatnya agar bersiap. Dalam benak si narapidana, dia masih mengingat jelas apa yang dikatakan
oleh sahabatnya dan apa yan harus ia lakukan. Saat itulah kemudian Sang Algojo berkata “Sekarang! Pergi!”. Pedang ditebaskan dan seketika, kepala si narapidana terguling di
lantai.
Sang Narapidana pun berlari sekuat mungkin dari Barat Xichuan hingga sampai ke Sebelah timur Dongchuan. Sakin jauhnya jarak kedua tempat ini ia pun merasa aman. Waktu berlalu, dia pun melanjutkan hidup, menikah, membuka restoran dan memiliki anak-anak.
Suatu hari, algojo itu mengunjungi daerah Dongchuan untuk sebuah keperluan pekerjaan.
Sang Narapidana pun berlari sekuat mungkin dari Barat Xichuan hingga sampai ke Sebelah timur Dongchuan. Sakin jauhnya jarak kedua tempat ini ia pun merasa aman. Waktu berlalu, dia pun melanjutkan hidup, menikah, membuka restoran dan memiliki anak-anak.
Suatu hari, algojo itu mengunjungi daerah Dongchuan untuk sebuah keperluan pekerjaan.
Dia masuk ke dalam restoran. Tak disangka, dia mengenali
wajah si pemilik restoran itu. Dia pun terkejut setelah mengetahui bahwa
pemilik restoran adalah temannya yang dulu dipenggal kepalanya dan sekarang dia
memiliki anak dan istri. Algojo itu berpikir keras dan kebingunan sendiri dalam hati.
Ketika pemilik restoran itu melihat si algojo, dia pun
ingat bahwa tamunya merupakan sahabat lama yang dulu selamatkan nyawanya saat
akan dipenggal. Dia pun lalu mempersilahkan tamunya itu masuk ke dalam dan
berlutut sebagai tanda berterima kasih kepadanya.
“Terima kasih atas pertolonganmu. Berkat kau, aku kini
memiliki keluarga dan bisnis sendiri. Kamu adalah penyelamat dalam hidupku.”
Perkataan sahabatnya itu tentu saja membuat algojo
semakin keheranan setengah mati. Kepalanya jelas-jelas sudah dipenggal dan
jasadnya pun dikubur. Ada apa herangan? Dia tidak berani memberitahukan bahwa
kepala si sahabat ini sudah kupenggal.
Dengan perasaan yang penuh dengan keheranan, algojo itu pulang ke ibukota. Dia mengisahkan
ini kepada temannya lalu mengunjungi makam dimana jasad sahabatnya yang pemilik
toko itu dikubur. Dan memang benar, jasad itu hanya tinggal tulang belulang
yang sudah keropos. Benar-benar hal yang aneh.
Keanehan ini akhirnya tersebar dari
orang ke orang sehingga pada akhirnya narapidana itu mendengarkan kejanggalan
tersebut. Saat dia baru benar-benar percaya bahwa dirinya sudah tewas ketika itu. Tiba-tiba, dia
meleleh dan berubah menjadi darah yang menggenang.
***
Duh bikin merinding kan? Meski kisah ini tidak masuk akal, tetapi sudah terkenal melegenda menjadi mitos dan dipercayai oleh masyarakat setempat. Jangan lupa di share ya! [Misterikisah/ Cerpen]
***
Duh bikin merinding kan? Meski kisah ini tidak masuk akal, tetapi sudah terkenal melegenda menjadi mitos dan dipercayai oleh masyarakat setempat. Jangan lupa di share ya! [Misterikisah/ Cerpen]
Loading...