Aksi Bully Terjadi Lagi, Kondisi Korban Jadi Mengerikan Seperti Ini
Aksi bully makan korban lagi, Misterikisah.com ~ Kasus bully terjadi lagi, kini menimpa
seorang gadis remaja 14 tahun yang menuai kecaman para netizen.Bagaimana tidak,
kasus bullying yang terjadi di Korea Selatan ini sudah kelewat batas.
Wajah korban bahkan nyaris tidak dikenal, akibat
perbuatan sadis para pelaku. Kasus bully yang dialami gadis remaja bernama Lee
Haneul ini terungkap dari postingan sang kakak di jejaring sosial Facebook.
“Halo, setelah
membaca tentang kasus bully di Busan, saya merenung dan mengumpulkan keberanian
untuk mengunggahnya. Ini untuk mencegah rusaknya generas yang lebih parah dan
untuk menghapuskan kekerasaan remaja. Setelah membaca kejadian itu, kupikir
sebaiknya aku juga menceritakan kejadian yang menimpa adik perempuanku.
Pada
awalnya, saya tidak mengungkapnya karena mempertimbangkan adik perempuan saya. Tapi
saya tidak tahan melihat pelaku intimidasi tak menyesal melakukan kejahatan
yang tidak berperikemanusiaan, dan sikap bangga mereka.
Insiden
tersebut terjadi dua bulan yang lalu pada tanggal 17 Juli, dimana adik
perempuan dan para pelaku pergi untuk minum alkohol di Gangwung’s Kyungpo Beach
pada pukul 3 pagi.
(Saya
mengerti adik saya di bawah umur dan seharusnya dia tidak minum alkohol. Saya
minta maaf.)
Ketika
minum bersama mereka, ‘A’ dan saudara perempuan saya mengatakan bahwa mereka
punya beberapa masalah untuk dibicarakan. Mereka juga berkata akan kembali
setelah berbicara empat mata.
Jadi
mereka mengatakan kepada 5 teman lainnya agar tidak mengikutinya, tapi teman-temannya
tetap mengikuti mereka.
Selama
percakapan itu, ‘A’ emosional karena pengaruh alkohol dan memukul adik saya
pertama kali. Tapi setelah itu, keduanya saling meminta maaf dan menyelesaikan
masalah ini.
Namun
lima siswa lainnya menyuruh A untuk pergi dan mengatakan bahwa mereka punya
beberapa masalah dengan adik saya. Jadi mereka pun mulai melampiaskan kekesalan
mereka kepada adik saya juga.
‘A’
sudah pulang pada saat itu, dan sebelum dia pergi, dia berpesan pada yang lain
untuk bersikap lunak. Itulah titik awal kejadian tersebut”.
Kelima pelaku berpindah lokasi beberapa kali, semua memukul
adik perempuannya, memaki, dan meludahi wajahnya. Tak hanya itu mereka juga
mencuri telepon dan dompetnya, lalu menyembunyikannya di pasir.
Begitu hari berlalu, mereka membawanya ke salah satu
tempat nongkrong mereka dan terus-menerus menyerangnya. Mereka bahkan melakukan
video call dengan pria yang lebih tua dan menunjukkan kepadanya serangan itu.
Mereka juga merekam video pembullyan itu dan
membagikannya di group chat mereka. Mereka juga mengambil foto dan
membagikannya. Mereka bahkan membawa gunting dan mengancamnya jika dia
melaporkannya, mereka akan membunuhnya.
Mereka juga mencoba melepas bajunya dan menghinanya
dengan lelucon pelecehan. Adiknya diserang selama 7 jam. Keesokan harinya, ‘A’
melihat foto adik perempuanku yang sudah dipukuli. ‘A’ melihat betapa parahnya
pembullyan itu, jadi dia bolos sekolah tapi melihat mereka minum alkohol dan
menyerangnya lagi. Jadi dia membawa bubur dan memberi adikku makan.
Tapi anak-anak yang lain berkata ‘Mengapa kamu memberi
dia itu, buang-buang uang’ dan mengatakan bahwa dia harusnya memberikan itu
pada mereka.
Mereka juga menatap wajah adik perempuanku dan
menghinanya ‘Ew melihat wajahnya, betapa menjijikannya’.
Setelah itu, mereka berencana pergi ke pantai lagi, tapi
‘A’ bilang dia akan membawa adikku pulang ke rumah,.
Tapi satu pelaku berkata, ‘Jika dia pulang ke rumah, dia
akan melaporkan kami, jadi ayo kita mengikatnya di dalam kamar mandi’.
Pelaku lainnya mencegah mereka melakukan hal itu.
“Saya tidak yakin apakah adik saya juga takut pulang ke
rumah, tapi dia berkata pada ‘A’ bahwa dia akan beristirahat di bawah payung
dan pergi ke Pantai Namae. Di sana, adik saya kehilangan kesadaran dan berhenti
bernapas,” kata A.
Temannya yang bekerja di sana menemukannya, memanggil
ambulans, dan melaporkan para pelaku tersebut ke polisi.
“Alasan utama saya marah adalah karena para pelaku tak merasa
bersalah atau menyesal. Mereka masih berbagi foto mereka saat minum alkohol ke
Facebook dan bertindak seolah tidak terjadi apa-apa. Mereka bahkan menelepon
temanku dan berbicara kasar juga, dan mengirimiku pesan ancaman,” ujar A.
Mereka juga telah mengatakan yang orang lain alasan memukul
adiknya karena dia melakukan kesalahan. Saat ini adik A masih berada di bangsal
psikiatri untuk menerima perawatan.
“Saya harap postingan ini menyebar agar Undang-Undang
Kenakalan Remaja di Korea bisa diubah sehingga mereka dapat menerima hukuman
yang sesuai, mengingat insiden Bully di Busan juga. Terima kasih sudah membaca
postingan panjang ini.-Kakak korban,” tulis sang kakak, demikian dikutip Misterikisah.comdari laman TribunWow.com.
Dengan cepat, postingan ini pun menjadi viral. Banyak
netizen yang turut membagikan postingan ini, hingga akhirnya dilihat oleh salah
satu pelaku. Dia kemudian membuat unggahan yang berisi permintaan maaf.
Dia bahkan mengungkapkan alasannya memukuli Lee Haneul. Namun
apapun itu alasan yang ia tulis, bukan berarti para pelaku bisa berbuat
semena-mena. Apalagi sampai memukuli wajah korban hingga seperti itu.
Sungguh perbuatan yang tidak patut untuk ditiru.
Bagaimana tanggapan Anda? [Misterikisah/ Tn]