Semua Persiapan Pesta Sudah Lengkap, Aku Kaget Ternyata Calon Suamiku Punya Anak dan Istri yang Tak Dinafkahinya
Calon
suami sudah punya anak istri, Misterikisah.com ~ Ini
benar-benar menyayat hati dan perasaan. Bagaimana bisa, seseorang yang sudah
akan menjadi suami ternyata menyimpan rahasia yang begitu besar.
Sebuah cerita dari seseorang yang dikutip Misterikisah.com dari Vemale.com, selengkapnya berikut.
Mataku menerobos keluar jendela, aku melihat tetanggaku
yang juga temanku saat SD. Ia sedang menjemur anak keduanya di bawah cahaya
pagi sang surya, dulu kami sering bermain dan berangkat sekolah bersama. Ya ia
sudah memiliki dua anak, sedangkan usia kami sama yaitu 27 tahun.
Usiaku sekarang memang sudah matang untuk menikah dan
mungkin jika aku tidak batal menikah tiga tahun yang lalu aku sekarang sudah
memiliki buah hati yang lucu. Entah bercanda atau budaya di negeriku tercinta
ini menanyakan “kapan” bagaikan hal yang sangat lumrah, contoh saat bertemu
dengan teman lama, di acara pernikahan atau sekadar basa-basi dan bahkan sampai
menjadi gosip.
Hampir semua orang ingin memiliki kehidupan normal dengan
adanya pasangan yang bisa menjadi teman hidup atau ada istilah baru yaitu
pasangan sehidup sesurga dengan anak-anak yang membuat suasana rumah menjadi
ramai. Kau juga ingin pasti begitukan, aku hampir akan menikah tiga tahun yang
lalu.
Kau tahu, aku sudah membuat desain undangan untuk pesta
pernikahanku, aku sudah memilih gaunku dan membayangkan akan menjadi wanita
paling cantik pada hari itu. Tepat sebulan sebelum hari pernikahanku, aku
bertemu teman lamaku.
Kami bertemu di mall lalu mampir ke foodcourt dengan
perbincangan hangat aku bercerita akan menikah dan ia senang mendengarnya lalu
ia tak sengaja melihat wallpaper HPku dan ia terkejut.
“Apa ini adalah calon suamimu?” sambil memerhatikan
HP-ku.
“Iya, kau kenal?”
Aku hanya berpikir mungkin ia juga teman calon suamiku,
tapi ternyata iya mengatakan hal yang tak terduga. Ia bilang bahwa ia adalah
tetangga calon suamiku. Calonku memang berasal dari provinsi yang berbeda
denganku, dan ternyata itu juga adalah kampung orang tua temanku.
Ia mengatakan dengan susunan kata yang dibuat agar tak
terdengar menjelek-jelekkan. Ia berkata bahwa suamiku sudah menikah dua tahun
yang lalu karena kasus MBA (Married by Accident) dan setelah istrinya
melahirkan ia meninggalkan istrinya dan tak menafkahi anaknya. Sampai sekarang
terkadang istri dan anaknya masih suka datang untuk menanyakan dan meminta
pertanggungjawaban dari suaminya.
Aku tak langsung menerima apa yang ia katakan, aku
mencari tahu kebenarannya. Aku memang kenal keluarganya dan pernah datang ke
rumah orang tuanya tapi aku sama sekali tak tahu tentang hal ini. Yang aku tahu
ia di sini merantau dan sudah cukup mapan serta akan menjadi suamiku satu bulan
lagi.
Dibantu temanku ini akhirnya aku bisa bertemu dengan
istri dari calon suamiku itu, dan anaknya sangat mirip dengan calon pangeranku.
Sangat miris mendengar kisahnya karena aku juga seorang wanita, tapi aku tak
akan menceritakannya di sini.
Aku juga tak mau hanya mendengar dari satu pihak. Aku
bertanya pada calon suamiku dan seperti yang kau duga, ia tak mengakui itu.
Hingga akhirnya aku memberikan bukti-bukti dan ia hanya berkata bahwa itu masa
lalunya, yang ia mau sekarang hanya membangun rumah tangga baru bersamaku.
Bukannya aku tak menerima masa lalu seseorang, sama
sekali tidak. Karena setiap orang pasti memiliki masa kelam, tapi aku tak ingin
bahagia di atas air mata wanita lain. Aku membatalkan pernikahan kami, aku
berpikir jika ia memang lelaki yang baik ia harus bertanggung jawab atas apa
yang ia perbuat.
Perasaanku saat itu tak bisa diungkapkan oleh kata-kata,
keluargaku menanggung malu dan semua pesanan kami batalkan tetapi aku bersyukur
karena tahu sebelum telanjur menikah dengannya. Ya kau pasti tahu bahwa kasusku
batal menikah ramai menjadi perbincangan di daerah rumahku, kami sekeluarga
berusaha menutup telinga dan aku memutuskan untuk mengajukan mutasi di tempatku
bekerja dan sambil meneruskan S2, untuk berharap agar aku bisa move on.
Aku terus menyibukkan diri dengan bekerja dan kuliah,
tapi tentu itu tak membuatku luput dari pertanyaan kapan. Seperti tak ada
habisnya, kau akan terus ditanya kapan. Kapan menikah? Kapan punya anak? Kapan
punya anak lagi? Kapan punya mantu? Kapan punya cucu? Dan kapan-kapan yang
lain.
Sebuah pesan bagi yang belum menikah, jika ditanya tak
usah minder. Camkan hal ini. Jodoh akan datang pada waktu yang tepat bukan
siapa cepat, begitu pula dengan hal-hal lain seperti anak, mantu, cucu, dll.
Ciptakan kebahagiaanmu sendiri. [Misterikisah/ Vml]
Loading...